Jumat, 15 April 2011

Analisis Kasus Kekerasan Dalam Berpacaran ( KDP )

Minggu lalu dosen saya menampilkan sebuah film mengenai kekerasan dalam pacaran. Film tersebut diangkat dari kisah nyata seorang mahasiswi, sebut saja namanya Melati. Melati adalah seorang mahasiswi yang kesepian di rumah, untuk mengusir hal tersebut ia menyibukkan dirinya dengan les dan bekerja setelah pulang kuliah. Hingga suatu hari ia memiliki pacar yang bernama Jaka. Ia mengenal Jaka dari seorang sahabatnya, Jaka sendiri tidak lain adalah kakak dari sahabatnya tersebut.

Awalnya hubungan mereka baik-baik saja, namun apabila Jaka emosi maka ia akan melakukan tindak kekerasan terhadap melati. Sepertinya Jaka mengalami kelainan psikis, jaka merasa tidak sadar bahwa perbuatannya telah menganiaya melati, penganiayaan tersebut dilakukan jaka karena dia mencontoh tindakan kedua orangtuanya. Setiap orang tuanya bertengkar, ayah Jaka akan mengucapkan makian bahkan tidak segan-segan memukul ibunya Jaka. Jaka yang menyaksikan peristiwa itu secara tidak langsung telah mengadaptasi dan mengaplikasikannya dalam hubungan pacarannya terhadap melati.

Jaka orang yang tidak modal selalu meminta Melati membelikan barang apa saja yang dia mau dengan ancaman, ini merupakan sebuah pemerasan dalam ekonomi. Jaka over protektif, dia selalu cemburu dengan siapa saja teman laki-lakinya Melati. Hingga akhirnya suatu hari melati merasa sungguh sangat tertekan dan berusaha mengakhiri hubungan mereka. Walau pada akhirnya Jaka tetap tahu segala aktivitas yang dilakukan oleh Melati setelah mereka putus.

Nah, sekarang kaitan kasus ini dengan pancasila adalah

A. Dihubungkan dengan sila pertama yaitu Ketuhanan Yang maha Esa, maka dalam kasus ini telah bertentangan dengan sila pertama karena si Jaka seharusnya tidak melakukan penganiayan dan tindak kezaliman lainnya terhadap melati yang merusak hubungannya dengan orang lain dan mendapat dosa.

B. Dihubungkan dengan sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab, maka kasus ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila kedua seperti sikap tenggang rasa, saling mencintai sesama manusia, saling menghormat, dan tidak semena-mena terhadap orang lain.

C. Dihubungkan dengan sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kasus KDP ini juga bertentangkan dengan sila kelima yang mengajarkan untuk mengembangkan sikap adil terhadap sesama, menghormati hak orang lain,dan tidak menggunakan hak milik untuk usaha yang bersifat pemerasan terhadaporang lain.

Semoga kasus ini tidak terjadi terhadap kita maupun orang-orang disekitar kita, oleh karena itu solusi yang bisa dilakukan adalah senantiasa percaya pada diri sendiri, berani untuk berkata tidak, terbuka terhadap keluarga atau sahabat, bila sudah terjadi penganiayaan bisa mengadu kepada LSM.


Sebenarnya apa sih yang dimaksud kekerasan dalam pacaran?
Perilaku atau tindakan seseorang dapat digolongkan sebagai tindak kekerasan dalam percintaan/ pacaran apabila salah satu pihak merasa terpaksa, tersinggung dan disakiti dengan apa yang telah dilakukan oleh pasangannya baik dalam hubungan suami istri atau pada hubungan pacaran.
Kadang hal ini banyak juga yang menyangkal, apa ada kekerasan dalam pacaran? Apapun yang dilakukan orang dalam pacaran itu khan atas dasar suka sama suka, awalnya saja dari ketertarikan, nggak luculah kalo sampai muncul kekerasan . Tapi jangan salah, kasus kekerasan dalam pacaran memang ada dan ini juga bukan lelucon. Memang benar kasus – kasus kekerasan dalam pacaran ini kurang terexpose, so nggak heran kalo masih banyak yang nggak percaya.Nah biar nggak penasaran kita simak saja seperti apa sebenarnya makhluk yang bernama kekerasana dalam pacaran ini.
Suatu tindakan dikatakan kekerasan apabila tindakan tersebut sampai melukai seseorang baik secara fisik maupun psikologis, bila yang melukai adalah pacar kamu maka ini bisa digolongkan tindak kekerasan dalam pacaran. Tindakan melukai secara fisik misalnya dengan memukul, bersikap kasar, perkosaan dan lain – lain, sedangkan melukai secara psikologis misalnya bila pacarmu suka menghina kamu, selalu menilai kelebihan orang lain tanpa melihat kelebihan kamu, , cemburu yang berlebihan dan lain sebagainya. Namun bentuk kekerasan yang paling sering terjadi adalah kekerasan seksual bisa berupa pelecehan seksual secara verbal maupun fisik, memaksa melakukan hubungan seks, dlsb.
Menghadapi kekerasan dalam pacaran seringkali lebih sulit bagi kita, karena anggapan bahwa orang pacaran pasti didasari perasaan cinta, simpati, sayang dan perasaan perasaan lain yang positif.


Faktor pemicu kekerasan dalam pacaran
Pengaruh keluarga sangat besar dalam membentuk kepribadian seseorang. Masalah – masalah emosional yang kurang diperhatikan oleh orang tua dapat memicu timbulnya permasalahan bagi individu yang bersangkutan di masa yang akan datang. Misalkan saja sikap kejam dari orang tua, berbagai macam penolakan dari orang tua terhadap keberadaan anak, dan juga sikap disiplin yang diajarkan secara berlebihan. Hal – hal semacam ini akan berpengaruh pada model peran ( role model ) yang dianut oleh anak tersebut pada masa dewasanya. Bila model peran yang dipelajari sejak kanak – kanak tidak sesuai dengan model yang normal atau model standart, maka perilaku semacam kekerasan dalam pacaran inipun akan muncul. Banyak sekali bukti yang menunjukkan hubungan antara perilaku orangtua dengan kepribadian anak di kemudian hari. Rata rata pelaku kekerasan dalam rumah tangga pada masa kecilnya sering mendapat atau melihat perlakukan yang kasar dari orangtuanya, baik pada dirinya, saudaranya, atau pada ibunya. Walaupun secara logika dia membenci perilaku ayahnya, akan tetapi secara tidak sadar perilaku itu terinternalisasi dan muncul pada saat dia menghadapi konflik.Hal lain yang perlu diperhatikan adalah penerapan disiplin yang berbeda antara ayah dan ibu. Perbedaan yang terlalu mencolok, misal ayah terlalu keras, sementara ibu terlalu lemah, akan mempengaruhi nilai – nilai yang dianut, kontrol diri dan perilaku yang akan ditampilkannya secara konsisten sepanjang hidupnya Lingkungan sekolah oleh masyarakat , sekolah dipandang sebagai tempat anak belajar bersosialisasi, dan memperoleh pendidikan dan ketrampilan untuk dapat hidup dengan baik di masyarakat. Sayangnya yang kurang disadari adalah kenyataan bahwa di sekolah pulalah individu bersosialisasi dengan anak – anak lain yang berasal dari latar belakang yang beraneka. Bila seseorang ini, tidak mampu menyesuaikan diri , maka akan muncul konflik dalam diri. Bila ia tidak mampu melakukan kontrol diri maka akan cenderung memicu perilaku agresif diantaranya berbentuk kekerasan dalam pacaran (KDP).

Minggu, 27 Februari 2011

Manusia dan Penderitaan

A. Pengertian penderitaan
Derita berasal dari bahasa sansekerta, yang artinya mengartikan sesuatu yang tidak menyenangkan.
B. Siksaan
Akibat siksaan,timbullah penderitaan. Siksaan yang sifatnya psikis, misalnya :
- Kebimbangan
- Kesepian
- Ketakutan
Sebab sesorang merasa ketakutan :
- Takut terhadap ruangan tertutup (claustrophobia)
- Takut terhadap ruangan terbuka (agoraphobia)
- Takut berada di tempat ketinggian (gamang)
- Kegelapan
- Kesakitan
- kegagalan
C. Kekalutan mental
Adalah gangguan kejiwaan akibat ketidak mampua seseorang menghadapi suatu persoalan. Gejala-gejala kekalutan mental :
- Jasmani : pusing,sesak napas,demam,nyeri lambung
- Kejiwaan: rasa cemas,ketakutan patah hati,apatis,cemburu,mudah marah
Tahapan gangguan kejiwaan :
- Gejala-gejala jasmani & rohani
- Usaha mempertahankan diri yang negative
- Kekalutan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
- Kepribadian yang lemah
- Terjadinya konflik social budaya akibat norma
- Pematangan batin yang salah
Proses –proses kekalutan mental mendorongnya kearah :
- Positif : trauma
- Negative : trauma diperlarutkan akhirnya frustasi
BentuK-bentuk frustasi ;
- Kemarahan yang meluap (agresi)
- Kembali pola kekanak-kanakan (regresi)
- Pembatasan pola (fiksasi)
- Memproyeksikan kelemahan diri (proyeksi)
- Menyamakan diri dengan orang lain (identifikasi)
- Merasa dirinya lebih (superior)
- Gejala menutup diri (autisme)
Penderita kekalutan mental terdapat di:
- Kota-kota besar
- Anak-anak usia muda
- Wanita
- Orang yang tak beragama
- Orang-orang yang terlalu mengejar materi
D. Penderiataan dan Perjuangan
Penderitaan sudah menjadi konsekuensi manusia,oleh karena itu manusia harus optimis untuk berusaha mengatasi kesulitan hidup.
E. Penderitaan , Media masa dan Seniman
Media masa dan karya seniman merupakan alat yang paling tepat untuk menginformasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat.
F. Penderitaan dan sebab-sebabnya
Berdasarkan sebab timbulnya penderitaan , maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
- Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
- Penderitaan yang timbul karena penyakit,siksaan/azab Tuhan.
G. Pengaruh penderitaan
Ada pengaruh positif dan negative. Adapun kelanjutan dari sikap negative timbulnya sikap anti.Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan.
Jika sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada penonton maka akan memperoleh penilaian.

Manusia dan Harapan

Setiap manusia pasti mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal pun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli waris.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Misalnya, eseorang yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa ” Bagai pungguk merindukan bulan ”.
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya seorang mahasiswa mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah, meghadapi ujian dengan santai, jika seperti itu bagaimana mendapatkan nilai A, lulus pun mungkin tidak.
Harapn harus disertai jiga dengan keyakinan, baik kepercayaan kepada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh dan disertai pula denga doa yang merupakan sarana terkabulnya suatu harapan.
Saya pribadi pun mempunyai suatu harapan yaitu mendapatkan nilai A permata kuliah, untuk mendapatkan nilai seperti itu tidaklah mudah seperti halnya membalikkan telapak tangan, diperlukan suatu usaha yang extra. Waktu saya SMA, saya menyesal karena belajar yang kurang sungguh-sungguh dan akibatnya nilai saya pun jatuh, oleh karena itu untuk memperbaiki nilai itu saya harus belajar dengan giat dan extra sunguh-sungguh. Sehingga pada akhirnya dari semester ke semester nilai saya mulai berubah dan beranjak bagus, dan selepas SMA saya memiliki harapan untuk meneruskannya ke jengjang yang lebih atas lagi yaitu jenjang mahasiswa, untuk itu saya berjanji untuk tidak bermain-main lagi dalam belajar, dan ingin mendapatkan nilai dengan IPK diatas 3.
Memang dalam belajar itu dapat dirasakan kelelahan yang sangat besar, tetapi demi kesungguhan dan nilai yang diharapkan, malam demi malam telah terlewati, tugas demi tugas telah menanti untuk dukerjakan dan dengan penuh rasa sungguh-sungguh saya pun mengerjakan tugas tersebut, waktu pun terus berlalu dan ujian pun semakin dekat target dan harapan saya adalah mendapatkan nilai UTS yang bagus karena pada nilai itulah yang memiliki point sangat besar, oleh karena itu giat belajar pun teru ditingkatkan. Dan dengan doa dan harapan yang diinginkan ujian pun terlaksana dengan baik dan Alhamdulillah harapan yang diinginkan tercapai dengan mendapatkan IPK 3.17 pada semester yang pertama.
Untuk itu demi menjaga mutu dan kualitas saya terus belajar dan berusaha tak lupa juga disertai dengan doa kepada yang Maha Pemberi kemudahan, karena dengan usaha yang kita lakukan Allah pun akan memberukan jalan yang terbaik untuk kita, seperti pepatah mengatakan ” Dimana ada kesulitan, disitu pasti ada kemudahan ”, yakinlah ucapan itu akan muncul untuk kita jikalau semua itu dilengkapi dengan usaha dan bekerja keras yang maksimal.

Manusia dan Kegelisahan

Salah satu dari bagia kehidupan manusia yang sekian banyak dialami oleh manusia salah satunya adalahkegelisahan. Kegelisahan disini bukan ke-geli – geli basah-an.

Kegelisahan dalam diri manusia dapat timbul sewaktu – waktu tanpa atau dengan diharpkan kehadirannya. Banyak faktor yang yang mempengaruhi dan menimbulkan kegelisahan dalam diri manusia. Adanya rasa gelisah yang dirasakan dan dialami oleh manusia pada dasarnya disebabkan oleh manusianya itu sendiri karena semua manusia memiliki hati, perasaan dan pikiran.

Kegelisahan pada diri manusia biasanya sangat erat kaitannya dengan sebauh kata “Tanggung Jawab”. Baik secara individual, sosial maupun religius. Jika usaha yang telah kita lakukan untuk mempertanggung jawabkan mengalami kesulitan dan kendala, kegagalan atau tidak berhasil maka secara langsung otak kita akan terkoneksi dengan yang direspon “Kegagalan dan permasalahan”. Dengan kata lain terkoneksi dengan hati, perasaan dan pikiran. Baik disadari atau tidak disadari. Begitu pula jika yang telah dilakukan telah memcapai titik maksimum dan berhasil maka kita sendiri tidak luput dari permasalahan dan kegelisahan, sebagai conth kegelisahan untuk mempertahankannya dan sebaginya.

Bentuk – bentuk kegelisahan dalam diri manusia dapat mnjelma dalam suatu bentuk, seperti ;

1. Keterasingan

Terasing, diasingkan atau sedang dalam keterasingan sudah ada sejak puluhan bahkan ribuan tahun lamanya. Dimana terasing pada dasarnya dapat didefinisikan sebagi bentuk kehilangan eksistensi diri yang disebabkan tidak adanya pengakuan tentang keberadaan kita “secara hakikat” atau dengan kata lain merasa tersisihkan dan termarjinalkan oleh diri sendiri dan orang lain dalam pergaulan atau mayarakat. Keterasingan disebabkan oleh dua faktor, yaitu (1) Faktor intern, atau fakor yang berasal dari dalam diri sendiri seperti merasa berbeda dengan orang lain, rendah diri dan bersikap apatis dengan lingkungan. (2) Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri. Faktor ini pun bias bersumber pad afaktor yang pertama.

2. Kesepian

Aplikasi dan perwujudan dari terasing adalah kesepian. Jika seseorang sudah merasa diasingkan maka orang tersebut akan mengalami kesepian dalam diri dan lingkunga sehingga merasa sepia tau kesepian. Jika hal ini terus dibiarkan maka orang tersebut akan kehilangan unsur dan karakter unik dalam dirinya senhingga dia pun sulit untuk mengenali dirinya.

3. Masih banyak lagi…

berasal dari bahasa gelisah yang artinya tidak nyaman, tidaktenteram, merasa cemas, khwatir yang porsinya berlebihan dan terus – menerus. Dapat dikatakan sebagai suatu kewajaran jika setiap manusia mengalami kegelisahan dalam diri dan hidupnya dan hal ini dikarenakan sebagai resiko yang harus diterimanya atau kodrat.


Manusia dan Tanggung Jawab

Kita tentunya sering mendengar tentang istilah TANGGUNG JAWAB !!! Sebuah istilah yang sangat sering sekali diucapkan seseorang, bahkan sering sekali istilah tanggung jawab dijadikan topik permasalahan yang utama. Sebenarnya apa itu Tanggung Jawab, menurut saya Tanggung Jawab adalah sesuatu yang harus kita lakukan/balasan agar kita menerima sesuatu hak ataupun setelah menerima hak itu. Dengan kata lain Tanggung jawab itu adalah kewajiban setelah/sebelum menerima hak-nya. Bahkan dalam bahasa inggris dinamakan responsibility yang berasal dari kata response yang memiliki arti jawaban atau tanggapan atau reaksi.

Tanggung jawab itu mutlak di haruskan oleh seorang manusia dalam kehidupannya, baik dalam dirinya sendiri, keluarga, dan lingkungan-nya. Bahkan semua agama menuntut manusia bertanggung jawab atas perbuatanyaa di muka bumi ini dihadapan Tuhannya kelak. Namun mengapa sering sekali manusia meremehkan tanggung jawabnya dalam segala hal???

Ini semua karena sifat manusia sendiri yang sering lalai dalam melaksanakan Tanggung jawabnya, bahkan sering terbuai dengan keinginannnya semata. Namun Tuhan telah memberikan kita akal dan hati nurani yang dapat membedakan yang benar atau salah, baik atau buruk. Tentunya sebagai seorang makhluk yang paling sempurna (manusia) yang baik kita dituntut untuk dapat memenuhi Tanggung jawab masing-masing dalam segala hal.

Karena jika seorang manusia sudah mengenal dan dapat melaksanakan tanggung jawab maka ia akan dapat memberikan keseimbangan kepada hidupnya kelak. Semoga bermanfaat untuk kita semua.

Manusia Dan Pandangan Hidup

Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberikan akal dan pikiran, serta hati.secara psikologi karakter manusia terbentuk dari tiga unsur, yaitu pikiran, hati nurani, dan hawa nafsu.ketiganya ini harus barjalan dengan seimbang dan saling mengendalikan satu sama lain untuk menjadikan karakter yang baik pada manusia tersebut.Maka, manusia semasa hidupnyadalam setiap pekerjaan dan kegiatannya selalu menggunakan ketiga unsur tersebut,sejak dilahirkan, manusia tentu saja telah memilki karakter bawaan dari orang tuanya, dan memiliki berbagai macam pengalaman semasa hidupanya samapi dia dewasa. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya pandangan hidup yang berbada – beda pada setiap orang.

Pandangan hidup adalah sikap manusia yang paling mendasar dalam menyikapi setiap hal yang terjadi dalam hidupnya, baik itu berupa masalah, tugas, tantangan dan segala yang dilakukannya manusia pasti mempunyai pandangannya masing – masing. Saya sebagai makhluk Tuhan yang beragama meyakini bahwa Tuhan itu ada,dan sangat berperan penting dalam kehidupan.banyak hal – hal yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat di dunia ini, karena memang hal tersebut tidak akan bisa kita pikirkan dengan pikiran kita yang terbatas.hal inilah yang kita sebut sebagai iman.banyak orang yang mempertanyakan tentang kepercayaan orang lain yang tidak bisa diterima dengan akal sehatnya. Jawabannya adalah iman.karena iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.sama halnya seperti rasa sakit, cinta, dan kasih, yang kita tidak dapat mengetahui seperti apa wujudnya, dan tidak dapat kita pikirkan dengan akal sehat tetapi kita mempercayai keberadaan hal tersebut.

Dalam kehidupan saya pribadi, kebaikan – kebaikan Tuhan sangatlah nyata kadam hidup, yang terpenting dalam hidup kita adalah Mengandalkan Tuhan dan membiarkan rencana – rencanaNya terjadi dalam kehidupan kita, karena saya percaya rencana Tuhan adalah yang terbaik untuk kidup saya.hal ini saya rasakan saat lulus SMU saya berdoa pada Tuhan untuk diluluskan di salah satu universitas, tetapi saya sadar bahwa kita tidak boleh memaksakan kehendakNya,disitulah saya diajarkan untuk menerima rencana yang telah Tuhan disiapkan untuk hidup saya.saya diijinkan untuk gagal dalam tes penerimaan mahasiswa baru dan masuk ke Universitas Gunadarma.Tapi di universitas ini saya bisa belajar dengan sukacita dan tidak terpaksa karena sesuai dengan minat dan kemampuan saya yang sebelumnya saya tidak tahu jurusan apa yang sesuai.dibalik kegagalan yang Tuhan ijinkan terjadi, pasti ada renacana indah yang Dia siapkan untuk kita.

Itulah sedikit pengalaman saya dengan Tuhan, dan sangat merubah hidup saya untuk menjadi lebih baik.manusia juga dapat berkomunikasi dengan Tuhan dengan berdoa yang tentu saja memiliki caranya masing – masing di setiap agama, tetapi memiliki visi yang sama yaitu untuk menjalin hubungan yang baik dengan Sang pencipta.hal ini sangatlah bermanfaat untuk meringankan beban hidup yang kita hadapi.

Manusia dan Keadilan

Dalam hidupdan kehidupan, setiap manusia dalam melakukan aktifitasnya pasti pernah menemukan perlakuan yang tidak adil atau bahkan sebaliknya, melakukan hal yang tidak adil. Dimana pada setiap diri manusia pasti terdapat dorongan atau keinginan untuk berbuat kebaikan “jujur”. Tetapi terkadang untuk melakukan kejujuran sangatlah tidak mudah dan selalui dibenturkan oleh permasalahan – permasalahan dan kendala yang dihadapinya yang kesemuanya disebabkan oleh berbagai sebab, seperti keadaan atau situasi, permasalahan teknis hingga bahkan sikap moral.

Dampak positif dari keadilan itu sendiri dapat membuahkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi. Karena ketika seseorang mendapat perlakuan yang tidak adil maka orang tersebut akan mencoba untuk bertanya atau melalukan perlawanan “protes” dengan caranya sendiri. Nah… cara itulah yang dapat menimbulkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi seperti demonstrasi, melukis, menulis dalam bentuk apabun hingga bahkan membalasnya dengan berdusta dan melakukan kecurangan.

Keadilan adalah pengakuan atas perbuatan yang seimbang, pengakuan secara kata dan sikap antara hak dan kewajiban. Setiap dari kita “manusia” memiliki itu “hak dan kewajiban”, dimana hak yang dituntut haruslah seimbang dengan kewajiban yang telah dilakukan sehingga terjalin harmonisasi dalam perwujudan keadilan itu sendiri.

Keadilan pada dasarnya merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi setiap manusia dibumi ini dan tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan. Menurut Aristoteles, keadilan akan dapat terwujud jika hal – hal yang sama diperlakukan secara sama dan sebaliknya, hal – hal yang tidak semestinya diperlakukan tidak semestinya pula. Dimana keadilan memiliki cirri antara lain ; tidak memihak, seimbang dan melihat segalanya sesuai dengan proporsinya baik secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas. Arti moralitas disini adalah sama antara perbuatan yang dilakukan dan ganjaran yang diterimanya. Dengan kata lain keadilan itu sendiri dapat bersifat hokum.

Keadilan itu sendiri memiliki sifat yang bersebrangan dengan dusta atau kecurangan. Dimana kecurangan sangat identik dengan perbuatan yang tidak baik dan tidak jujur. Atau dengan kata lain apa yang dikatakan tidak sama dengan apa yang dilakukan.

Kecurangan pada dasarnya merupakan penyakit hati yang dapat menjadikan orang tersebut menjadi serakah, tamak, rakus, iri hati, matrealistis serta sulit untuk membedakan antara hitam dan putih lagi dan mengkesampingkan nurani dan sisi moralitas.

Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kecurangan antara lain ;

1. Faktor ekonomi. Setiap berhak hidup layah dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai mahluk lemah, tempat salah dan dosa, sangat rentan sekali dengan hal – hal pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan pikirkan. Menghalalkan segala cara untuk mencapai sebuah tujuan semu tanpa melihat orang lain disekelilingnya.

2. Faktor Peradaban dan Kebudayaan sangat mempengaruhi dari sikapdan mentalitas individu yang terdapat didalamnya “system kebudayaan” meski terkadang halini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental yang membutuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini memicu terjadinya pergeseran nurani hamper pada setiapindividu didalamnya sehingga sangat sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakan keadilan.

3. Teknis. Hal ini juga sangat dapat menentukan arah kebijakan bahkan keadilan itu sendiri. Terkadang untuk dapat bersikapadil,kita pun mengedepankan aspek perasaan atau kekeluargaan sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan. Atau bahkan mempertahankan keadilan kita sendiri harus bersikap salah dan berkata bohong agar tidak melukai perasaan orang lain. Dengan kata lian kita sebagai bangsa timur yang sangat sopan dan santun.

4. dan lain sebagainya.

Keadilan dan kecurangaan atau ketidakadilan tidak akan dapat berjalan dalam waktu bersamaan karena kedua sangat bertolak belakang dan berseberangan.